S.P.E.E.D (Synchronized Pose Electro Ensemble Digital)
Semakin hari semakin banyak pendatang baru di dunia tarik suara tanah
air. Trend boyband maupun girlband di Indonesia
sepertinya memang sudah tak terelakan lagi. Banyaknya bermunculan
boyband maupun girlband Indonesia yang baru membuat ramainya musik di
tanah air. Meskipun kecaman datang silir berganti tetapi hal ini tidak
membuat surut trend yang sedang menjamur di tanah air ini. Bahkan tidak
sedikit yang sukses di belantika musik Indonesia dengan mengusung
nuansa boyband dan girlband ala korea ini. Sekarang kita akan membahas seebuah boyband yang di kenal dengan S.P.E.E.D (Synchronized
Pose Electro Ensemble Digital) .
Speed mengaku bahwa mereka membawa konsep yang
berbeda dengan boyband di Indonesia lainnya, konsep fresh dengan iringan
musik elektronik di gabungkan dengan dance bergenre popping robotic.
Popping Rocotic sendiri merupakan dance yang gerakannya meniru gerakan
robot. Jadi jika kita menengok Video Klip mereka terkesan sangat unik
dengan gerakan ala robot yang memukau.
Boy Band Speed di gawangi oleh 7 personil yaitu Mikha,
Jovi, Hendra, Nando, Dani, Daniel, dan Rayyen. Singel pertama mereka
yang sudah beredar di pasaran " It's Time to Party " di gadang-gadang
akan sukses di pasaran. Video klipnya pun terkesan sangat unik dengan
gerakan robotic mereka, pastinya para penonoton akan berdecak kagum
melihat gerakan yang langka tersebut.
S.P.E.E.D - It's Time to Party
Akan tetapi Boyband Speed Indonesia ini bukan tanpa masalah
dengan ikut meramaikan musik tanah air. Banyak kecaman yang ditudingkan
kepada mereka. Boyband Speed dinilai telah melakukan plagiat, Speed
dinilai telah meniru total Boyband asal Jepang yaitu Genki Sudo.
Kalo pengagum jejepangan pasti ga aneh denger boyband ini, Memang jika kita lihat penampilan di video klip Speed - It's Time to
Party terlihat sangat mirip dengan Boyband asal Jepang Genki Sudo
- Machine Civilization. Tetapi penilaian tetap terserah individu
masing-masing apakah itu plagiat atau bukan dan masyarakat sendiri yang
bisa menilai apakah karya mereka patut di terima atau tidak.